Apakah Anak Adalah Investasi?
Bagi masyarakat yang mapan secara ekonomi, misal menengah atas, atau masyarakat barat yang GDPnya tinggi, mereka tidak mengharapkan imbal balik material dari anak mereka ketika besar atau sukses nanti. Hal tersebut wajar karena secara ekonomi merela sudah mapan dan "safe" karena ditopang oleh pensiun yang layak atau tabungan yang cukup untuk bersenang-senang, berlibur, bersosialisasi dan lain sebagainya tanpa khawatir memikirkan hal-hal yang bersifat basic, misalnya makan, pangan, sandang.
Meskipun mereka menghabiskan hingga puluhan milyaran rupiah untuk membiayai sekolah anak-anak mereka, tapi hal itu tidak menjadi soal karena aset dan penghasilan mereka sudah lebih dari cukup. Tanpa bantuan finansial dari anak-anak pun tidak ada masalah.
Berbeda dengan kalangan menengah ke bawah, yang mana pendidikan adalah salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk upgrade kelas sosial ekonomi. Tidak jarang para orang tua menghabiskan uang tabungannya, menjual tanah/aset, hingga berhutang hanya untuk mrmbiayai pendidikan anak-anak mereka dengan harapan agar anak sukses di kemudian hari dan bisa membantu meringankan beban hidup dan mengangkat derajat orang tuanya.
Masa iya, orang tua sudah pensiun/tidak bekerja, hidup dengan kualitas di bawah standar, tidak punya aset dan tabungan, makan saja susah, bahkan mungkin rumah juga ngontrak, tapi anaknya bergelimang harta dan kesenangan duniawi di masa mudanya dan mengabaikan orang tuanya.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Anak Adalah Investasi?"
Posting Komentar
Mohon isi komentar HANYA terkait dengan artikel yang di bahas di halaman ini. Di larang memberikan link aktif (kami akan menghapusnya dan melaporkan sebagai spam jika anda melanggar)